Pantun buat Muhyiddin Yassin,
Rumah di baruh bertiang tembesu
Hanya disinar cahaya pelita
Hidup rakyat semakin lesu
Tidak berduit bertambah derita
Merapi menunggu waktu meledak
Menghambur debu nafas tersesak
Perintah diakur mencegah wabak
Di rumah beras tinggal secupak
Bertenggek unggas di atas dahan
Kera melompat berhibur-hiburan
Sampai bila kami bertahan
Tiba masanya pasti kebuluran
Anak ikan merasa resah
Air di kali diracun orang
Keringat kami kalian perah
Di laut di darat membanting tulang
Turun ke baruh menjerat ketitir
Ketitir pula disambar helang
Hidup rakyat kian menggetir
Kalian pula bersenang lenang
Tujuh puluh ramainya menteri
Tidak seorang menunjuk muka
Mudah bicara perintah diberi
Namun rakyat jua sengsara
Kelapa ditebang enaknya umbut
Isi diperah menjadi santan
Tidak sesekali kami melutut
Walau nyawa bercerai badan
Berakhir malam muncul mentari
Memberi sinar seluruh umat
Satu ingatan ingin ku beri
Suara rakyat suara keramat
ZAIDI AHMAD
Pekan
26 Mac 2020
@9.50 malam
Rumah di baruh bertiang tembesu
Hanya disinar cahaya pelita
Hidup rakyat semakin lesu
Tidak berduit bertambah derita
Merapi menunggu waktu meledak
Menghambur debu nafas tersesak
Perintah diakur mencegah wabak
Di rumah beras tinggal secupak
Bertenggek unggas di atas dahan
Kera melompat berhibur-hiburan
Sampai bila kami bertahan
Tiba masanya pasti kebuluran
Anak ikan merasa resah
Air di kali diracun orang
Keringat kami kalian perah
Di laut di darat membanting tulang
Turun ke baruh menjerat ketitir
Ketitir pula disambar helang
Hidup rakyat kian menggetir
Kalian pula bersenang lenang
Tujuh puluh ramainya menteri
Tidak seorang menunjuk muka
Mudah bicara perintah diberi
Namun rakyat jua sengsara
Kelapa ditebang enaknya umbut
Isi diperah menjadi santan
Tidak sesekali kami melutut
Walau nyawa bercerai badan
Berakhir malam muncul mentari
Memberi sinar seluruh umat
Satu ingatan ingin ku beri
Suara rakyat suara keramat
ZAIDI AHMAD
Pekan
26 Mac 2020
@9.50 malam