KERAJAAN MESTI TONJOLKAN KETEGASAN TERKAIT ISU MORATORIUM PINJAMAN BERSASAR
Adalah sangat mengecewakan dengan keputusan kerajaan tatkala tidak melanjutkan moratorium pinjaman selama tiga bulan seperti yang digesa. Tidak semestinya moratorium penuh, namun ia adalah suatu pengabaian tanggungjawab yang amat serius apabila kerajaan gagal untuk mengenakan moratorium bersasar. Kepimpinan yang ada pada hari ini juga lemah tatkala meletakkan para peminjam di bawah telunjuk institusi bank.
Menurut laporan terkini, bank-bank secara umumnya telah menghubungi seramai 1.4 juta peminjam, di mana sejumlah 380,000 dari angka tersebut telah memohon untuk lanjutan pinjaman dan bantuan kewangan. Dari 380,000 itu, sebanyak 98% telah diberikan dukungan kewangan oleh institusi bank. Meski saya puji langkah tersebut, namun yang seharusnya diambilkira adalah terdapat 8.3 juta peminjam di Malaysia. Secara ringkasnya, bank-bank hanya dapat berhubung dengan 17% dari jumlah keseluruhan peminjam. Angka ini tidak begitu meyakinkan, dan ia mencerminkan betapa kerajaan dan institusi bank masih belum memahami sentimen keseluruhan para peminjam.
Saya gesa kerajaan untuk segera mengkaji semula langkah ini, dan melaksanakan moratoriun pinjaman secara bersasar, dengan fokus utama adalah kepada peminjam yang berpendapatan rendah dan pengusaha-pengusaha kecil dan sederhana. Kita belum nampak sebarang dampak pemulihan yang berkesan, terutamanya dalam aspek sumber pendapatan golongan berpendapatan rendah, atau aliran masuk yang stabil kepada pengusaha-pengusaha kecil di Malaysia. Kelas peminjam seperti ini mesti diberi perhatian oleh kerajaan.
Meski saya sangat komited pada kebijakan sistem perbankan yang bingkas, namun harus ditegaskan bahawa sektor tersebut mesti telus dan ada kebertanggungjawaban. Kerajaan dan institusi bank mesti menonjolkan ketelusan dalam soal kecairan (liquidity) dan keuntungan terkini sektor perbankan, dan membentangkannya di Parlimen supaya ahli-ahli Parlimen dapat merencana, mencari jalan dan dapat memungkinkan kebijakan yang munasabah dan menyeluruh.
Dalam perkembangan lain, saya ambil maklum terkait jumlah jangkitan COVID-19 yang kini telah mencecah 11,000 kes, dan jumlah kes yang aktif telah melepasi 1000 untuk pertama kali sejak pertengahan bulan Jun yang lalu. Kita mungkin akan dirempuh gelombang kedua wabak ini, dengan sekurang-kurangnya 20 kluster baru yang aktif. Ini bukan perkembangan yang baik pada ekonomi kita untuk jangka pendek, dan ini bermakna kita harus terus memikir dan mendukung golongan berpendapatan rendah yang semestinya akan terkesan.
ANWAR IBRAHIM
30 September 2020
MEDIA STATEMENT
GOVERNMENT MUST PROVIDE LEADERSHIP IN TARGETED LOAN MORATORIUM
I am disappointed that the government has decided not to extend
the loan moratorium for an additional three months. While a full blanket
moratorium may not be necessary, failure to take the lead in imposing a
targeted moratorium is a dereliction of responsibility and a serious lapse of
leadership, leaving borrowers at the behest of banks.
According to the latest news, the banks have collectively
contacted a total of 1.4 million borrowers, of which 380,000 have requested
loan extensions and financial aid. Of the 380,000, the banks have decided to
provide 98% with financial support. While I applaud the collective efforts of
the banks, I note that there are in total an estimated 8.3 million borrowers in
Malaysia. In other words, the banks had only managed to speak to 17% of their
borrowers. This is not an inspiring figure, indicative that the government and
the banks are still in the dark regarding overall borrowers’ sentiment.
I urge the government to immediately relook into implementing a
more targeted loan moratorium, focusing on the borrowings of lower income
households and small businesses. We have yet to see any meaningful recovery of
the salaries of lower income families, or steady revenues for small businesses
in Malaysia. These class of borrowings should be targeted for moratorium as we
have yet to see any meaningful recovery of the salaries of lower income
families, nor steady revenues for small businesses in Malaysia.
While I am committed to the policy of a resilient banking
system, it is crucial that the banking sector be more transparent and
accountable. The government and the banks must provide greater transparency on
the latest liquidity and profitability data of the sector to Parliament, so
that legislators can consider and formulate an appropriate and holistic policy
response.
In addition, I note with alarm the total number of COVID-19
infections in Malaysia has now surpassed the 11,000 mark, while the number of
active cases has now breached the 1,000 mark for the first time since mid-June.
We could be witnessing the start of a second wave, with at least 20 active
clusters nationwide. This does not bode well for the economy in the short term
and it means that we must continue to actively support lower income individuals
and families who will be disproportionately affected.
ANWAR IBRAHIM
30 September 2020