Ketuanan Melayu' itu bukan sebahagian dari kesepakatan Merdeka (bahagian 3 dari siri Kontrak Sosial)

Ketuanan Melayu' itu bukan sebahagian dari kesepakatan Merdeka (bahagian 3 dari siri Kontrak Sosial)



Konferensi Konstitusi, yang diadakan di London dari bulan Januari 18-06 Februari 1956, dihadiri oleh wakil-wakil dari Penguasa Melayu serta pemerintahan yang baru terpilih di Malaya yang memenangi 51 dari 52 kurusi dalam pilihanraya enam bulan sebelum itu. Dan pemerintah ini adalah pemerintahan UMNO, MCA dan MIC. Ini, oleh karana itu, menghakiskan kenyatan bahawa UMNO yang melakukan rundingan Merdeka. Ini sebenarnya dinegosiasikan oleh barisan UMNO, MCA dan MIC. Dan konferensi ini adalah dasar yang baru Malaya Konstitusi Federal - hasil karya Cina dan India juga.

NO HOLDS BARRED

Raja Petra Kamarudin

Sekarang ada keperluan mendesak bagi masyarakat di kedua, memang semua, sisi pertanyaan ini - dan semua orang Malaysia umumnya - untuk memahami apa sebenarnya perjanjian tersebut sekarang ditunjuk sebagai "kontrak sosial" sebenarnya itu.


Malaysia perlu mencapai konsensus historis cukup beralasan tentang "kontrak sosial", apa istilahnya yang pada saat pembentukan bangsa dan dalam pengalaman didirikan, dan apa artinya hari ini dan untuk masa depan. Koherensi, kekuatan dan kesinambungan politik bangsa.

'Ketuanan Melayu' bukan sebahagian dari kesepakatan

Perlu dipahami bersama bahawa, apapun yang mereka disediakan dan mandat, "Ketuanan Melayu" bukan sebahagian dari apa perjanjian tersebut dituliskan. Setiap saranan bahawa dominasi politik Melayu-lamanya, melanjutkan Melayu "ethnocratic" kekuasaan atas Malayans lainnya (dan sekarang Malaysia), adalah bagian dari perjanjian dasar sekarang ditunjuk sebagai "kontrak sosial" adalah salah.

Mereka yang berpendapat sebaliknya bahawa Ketuanan Melayu adalah konstitusional dijamin "dasar" kedaulatan nasional komponen's Malaysia dan identitas masyarakat internasional jujur, nakal, atau hanya kurang informasi.

Upaya untuk "membaca kembali" pengertian berikutnya Ketuanan Melayu ke dalam ide-ide dari "kontrak sosial" dan dalam cara untuk embed mereka dalam gaya tapi cukup meragukan pandangan baru dari konstitusi hanyalah sebuah latihan dalam revisionisme ketinggalan zaman. Ini adalah tugas sejarawan serius dan sarjana hukum untuk mengatakannya. -- by CLIVE S. KESSLER, Malaysiakini - By Clive S. Kessler, Malaysiakini



No comments: