NORZIHAN BAHAROM
Seorang Syeikh menaiki mimbar lalu berceramah tentang sabar, zuhud dan meninggalkan pemborosan.
Lalu seorang tukang sampah memotong ceramahnya sambil berucap:
"Duhai Syeikh, Anda datang dengan mobil mewah, pakaian dari kain
terbaik
, parfum yang keharumannya memenuhi masjid, di tanganmu melingkar 4 cincin yang setiap cincinnya seharga dengan gajiku, hand phonemu i-Phone dan setiap tahun kau pergi umrah.Tuanku, temani saya sehari saja, ke kamarku yang beratapkan papan, saya ingin Anda tidur tanpa AC. Kemudian bangun bersama saya sebelum fajar dan memegang sapu untuk membersihkan jalanan pada saat yang sangat panas ini sedangkan kau berpuasa, agar kau mengetahui makna sabar.
Karena saya menjalankan pekerjaan ini setiap hari hanya demi menerima di akhir bulan sejumlah kecil gaji yang tidak sebanding dengan harga sebotol kecil parfum yang kau beli.
Maaf tuanku, kami tidak perlu belajar sabar, karena itu telah menjadi teman hidup kami.
Ceramahkan pada kami tentang kezaliman para tokoh dan riya'nya para ulama.
Ceramahkan pada kami tentang pengangguran dalam masyarakat yang selalu mencari kerja, (karena) mereka laksana bom waktu.
Ceramahkan pada kami tentang politik pemiskinan dan pelaparan rakyat yang tertindas.
Ceramahkan pada kami tentang kerusakan dan perampokan harta secara umum.
Ceramahkan pada kami tentang kasta dan hilangnya keadilan dalam pembagian kekayaan.
Ceramahkan pada kami tentang kolusi, nepotisme dan pewarisan kedudukan.
Jika tidak, maka kita tidak perlu dengan ceramah Anda.